Profesi Sebagai Headhunter

Afrina Karenina Rizal | Wednesday, 24 August 2022

Pertama kali saya memasuki dunia headhunter, sejujurnya saya belum dapat memahami bahwa ada ya profesi seperti ini. Profesi yang cukup unik dan saya tidak bisa membayangkan ketika profesi ini dilakukan sebelum ada internet seperti sekarang, dan bagaimana para headhunter harus memperbanyak relasi secara offline dan juga headhunting melalui telepon kantor atau telepon rumah. Dengan adanya teknologi jaman sekarang, cara approach kandidat pun lebih bervariasi – bisa tetap dilakukan via telepon, via email, via whatsapp, via sosial media, dan lain-lain. 

Tak jarang headhunter hanya dianggap sebagai sales dan rajin ghosting kandidat. Saya cukup beruntung berada di perusahaan headhunter yang sangat menekankan “memanusiakan manusia”. Tidak bekerja hanya billing semata. Fokusnya adalah bagaimana deliver best service untuk client, dan bagaimana menjadi career advisor untuk kandidat. Banyak kandidat (malah kadang-kadang hanya kenal di Linkedin misalnya) yang menghubungi untuk berdiskusi mengenai arah karir mereka. Dan tentu saja kami selalu available untuk membantu hal tersebut. Senang rasanya mendengar kabar bahwa mereka diterima di kerjaan baru setelah menganggur cukup lama, atau mendapat pekerjaan baru yang lebih menyenangkan daripada pekerjaan sebelumnya.

Pengguna jasa headhunter pun sekarang sudah banyak ragamnya - dari client yang sudah sering menggunakan jasa headhunter atau belum pernah sama sekali. Sayangnya karena profesi headhunter kadang-kadang hanya dianggap sales atau sebagai vendor, banyak client yang malah kurang mengeksplorasi peranan headhunter dalam membantu departemen HR mereka. Sehingga client kadang-kadang take it for granted dengan dana yang sudah dibayar mahal namun tidak banyak benefit yang didapatkan. 

Bagi rekan-rekan headhunter di sisi lain, juga bisa terus mengembangkan kemampuan diri. Bagi saya pribadi, good service comes from good will. Berusaha untuk membantu client dengan kemampuan terbaik, bukan karena ingin billingnya saja, tapi tulus untuk berkontribusi dalam pengembangan perusahaan client. Terus belajar dan bertanya mengenai industri yang digeluti oleh client sehingga bisa benar-benar memahami kebutuhan client dan juga memberikan advise langkah-langkah apa yang sebaiknya ditempuh agar target rekrutmen tercapai dengan baik.

Apa yang ingin saya sampaikan disini?

Kadang-kadang ada ketidaksingkronan antara client dan headhunter. Client sebetulnya bisa lebih banyak memanfaatkan service headhunter, bukan cuma mencari kandidat tapi juga memetik banyak ilmu, pengalaman dan advice dari headhunter untuk membantu mengembangkan perusahaan mereka. Headhunter bukan hanya vendor, tapi consultant yang sebetulnya punya kemampuan untuk membantu client lebih dari itu.

Di sisi lain, headhunter terus berusaha mengembangkan diri dan juga memiliki keinginan yang tulus untuk membantu client, sehingga bisa lebih reliable dan trustworthy untuk berkontribusi lebih dalam pengembangan perusahaan client.

Tag Label:

Headhunter