Pentingnya Mengetahui Company Culture bagi Pencari Kerja

| Wednesday, 22 June 2022

Setiap perusahaan pada dasarnya memiliki identitas, ciri khas, ataupun kebiasaan yang melekat atau diturunkan dari pimpinan beserta anggota sebelumnya. Kebiasaan ini terpupuk dan bersinergi bersamaan dengan karakter anggota-anggota yang berada di dalamnya.

Saya pribadi menganalogikan hal ini bagaikan Teori Gembok dan Kunci (Lock and Key). Kita dapat ibaratkan perusahaan merupakan sebuah gembok dan pekerja merupakan sebuah kunci. Dimana apabila sebuah sebuah gembok dibuka dengan kunci yang tepat maka tercapailah keberhasilan.

Robert E. Quinn dan Kim S. Cameron, profesor di University of Michigan mengembangkan sebuah metode yang dinamakan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI). Mereka membagi 4 budaya perusahaan berdasarkan framework internal-eksternal serta stabilitas-fleksibilitas.

Create Culture (Adhocracy Culture)
Culture ini dipandang sebagai jenis culture kerja yang paling kreatif. Masing-masing pegawai dan pemimpin dalam jenis culture ini merupakan risk-takers dan inovator. Manajemen dalam budaya adhokrasi cenderung meraup keuntungan dari inovasi dan solusi kreatif yang ditemukan oleh pegawainya dalam menyelesaikan masalah. Tipe pekerja untuk budaya adhokrasi ini harus memiliki cara pikir yang kreatif, memiliki kualitas layaknya seorang wirausahawan atau visioner; seorang individu yang berinisiatif dan mandiri. Biasanya budaya ini khas pada start up dan industri berbasis teknologi.

Collaborate Culture (Clan Culture)
Seperti namanya, budaya klan bekerja melalui kesatuan sekelompok orang. Para pegawai dalam budaya organisasi ini cenderung memiliki ikatan kebersamaan layaknya sebuah keluarga besar; mereka mungkin memiliki kepentingan atau visi yang sama. Untuk menjadi kandidat yang tepat, idealnya adalah seorang pegawai yang menghargai dan termotivasi oleh kerjasama tim, kolaborasi, komunikasi yang terbuka, dan komitmen. Biasanya budaya ini khas pada health care, education, some government agencies, not-for-profits
 
Control Culture (Hierarchy Culture)
Prinsip dasar budaya perusahaan ini adalah struktur dan kontrol. Dikenal luas sebagai perusahaan ‘birokrat’, lingkungan kerja untuk budaya perusahaan ini tergolong memiliki definisi yang jelas dan formal. Tetapi untuk bekerja di perusahaan Hierarki biasanya harus memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik. Biasanya budaya ini khas pada medicine, nuclear power, military, government, banking and insurance, transportation.
 
Compete Culture (Market Culture)
Ini adalah tempat kerja berbasis hasil yang menekankan target, tenggat waktu, dan menyelesaikan sesuatu. Biasanya orang-orang kompetitif dan fokus pada tujuan. Kandidat dengan kualitas yaitu mempunyai ambisi yang tinggi, kompetitif, dan percaya diri yang dicari. Biasanya budaya ini khas pada consultancy, accountancy, sales and marketing, services, manufacturing.

Tag Label:

Corporate Culture