Leadership and Generation Gap

Afrina Karenina Rizal | Wednesday, 15 March 2023

Weekend lalu saya bersih-bersih lemari buku saya, dan saya melihat 1 buku team management yang pernah saya beli sekitar tahun 2010. Saya melihat-lihat kembali isi buku tersebut, sepertinya prinsip leadership tidak banyak berubah, misalnya the essence of leadership is trust, menurut saya masih berlaku di saat sekarang. Buku tersebut juga membahas mengenai prinsip komunikasi yang masih relevan. Walaupun ada juga yang kurang relavan di masa sekarang mengikuti generasi dan perubahan teknologi.

Namun yang membuat saya mengernyitkan dahi adalah betapa isi buku tersebut menunjukkan generasi penulis dan generasi pembaca. Betapa zaman dulu saat usia produktif sebagai manager adalah generasi Baby Boomers dan Gen X, sehingga masih terasa vibe “disiplin” pada masa itu.

Penggunaan bahasa penulisan buku tersebut pun sering menggunakan tanda seru yang membuat saya makin deg-degan. Mungkin ini hanya persepsi saya saja. Tapi pada dasarnya sebagian dari buku tersebut yang masih relevan hingga saat ini dan ini menunjukkan trend leadership dan management tidak begitu banyak berubah.

Di lain kesempatan, kami saat ini sedang membantu seorang kandidat sebut saja Bapak Agus, yang mana beliau adalah seorang genX dan memiliki team member yang semuanya genZ. Beliau sudah cukup lama menjadi manager, namun di perusahaan sebelumnya, team member beliau adalah genX atau milenial yang masih memahami pola kerja beliau sebagai genX. Di tim yang sekarang terlihat adanya ketidak-kompakan antara Pak Agus dan timnya. Pak Agus beranggapan bahwa timnya tidak mendukung program beliau, di sisi lain timnya juga tidak merasa Pak Agus adalah leader yang baik dan memahami mereka.

Untuk menghubungkan karakter dan prinsip dari dua generasi ini, kami berkomunikasi dengan Bapak Agus untuk memahamkan beliau karakter genZ dan apa yang ingin dicapai oleh generasi tersebut. Tentu saja komunikasi kamu lakukan 2 arah. Kami juga berkomunikasi dengan team member beliau dan memberikan dorongan untuk lebih proaktif dan memahami pola leadership Pak Agus.

Tidak mudah memang untuk Pak Agus mengubah pola yang sudah biasa beliau jalankan. Namun ketika ada keinginan, selalu ada jalan. Dan apapun pengalaman yang didapat Pak Agus dalam menjalani prosesnya, tentu saja akan berguna untuk karir beliau di kemudian hari.

Walaupun pola leadership, team management dan komunikasi sebagian besar masih sama atau hampir sama dari waktu ke waktu, namun perlu dipertimbangkan lebih lanjut apakah leader dan team member berasal dari generasi yang sama atau berbeda, karena setiap generasi dipengaruhi lingkungan dan teknologi ketika mereka bertumbuh. Sehingga jika memang berbeda, dibutuhkan pemahaman, toleransi dan juga keinginan untuk berkembang dari kedua belah pihak.

Semoga bermanfaat.