6 Ciri Perusahaan Berkultur Kurang Baik

Afrina Karenina Rizal | Monday, 01 November 2021

Pindah ke perusahaan baru adalah pengalaman yang menarik dan menyenangkan – bisa bertemu orang-orang baru, pengalaman dan lingkungan baru, dan tentu saja jadi bisa menambah ilmu. Namun tentu saja dibarengi dengan rasa deg-degan khususnya apakah budaya perusahaan tersebut menyenangkan atau malah tidak menyenangkan atau toxic.

Kami sebagai headhunter pun berusaha untuk mempelajari budaya perusahaan client baik itu ketika meeting maupun ketika menjalani proses rekrutmen mereka. Setiap perusahaan akan mencoba untuk terus memperbaiki budaya mereka. Namun perbaikan ini bukan usaha satu orang saja melainkan kolektif, sehingga ada perusahaan yang mengalami banyak kendala dalam prosesnya.

Nah agar teman-teman tidak terjebak di budaya perusahaan toxic, saya punya beberapa tanda-tanda yang perlu dipertimbangkan jika ingin melamar di perusahaan baru. Silahkan disimak ya, semoga bermanfaat.

Pelanggan Tidak Merasa Puas

Jika pelanggan selalu komplain mengenai produk tertentu, bisa jadi ada yang salah dengan perusahaan produsennya. Bisa jadi karena sales/customer service nya kurang baik pelayanannya. Servis karyawan yang kurang baik biasanya bersumber dari ketidakbahagiaan karyawan di dalamnya. Namun sebaiknya selalu ngobrol dengan beberapa pelanggan, karena 1 pelanggan tidak cukup mewakilkan.

Turnover Yang Tinggi

Tidak diragukan lagi karyawan yang tidak betah dalam jumlah yang tidak sedikit bisa jadi karena budaya kerja di dalam kurang baik. Turnover itu hal yang biasa, namun jika turnover mencapai angka misalnya 50%, maka sebaiknya perlu dipertimbangkan kembali.

Lingkungan Kerja Yang “Bad Vibes”

Saya ingat pernah berkunjung ke satu perusahaan untuk meeting disana. Dari waktu meeting yang molor, kemudian setiap karyawan yang saya temui tidak menunjukkan raut muka yang menyenangkan. Suasana kantor juga agak “gloomy”. Hal ini tentu saja menjadikan perusahaan tersebut bukan tempat kerja yang menarik bagi pelamar.

Tidak Diperkenankan Ngobrol Dengan Karyawan Saat Proses Melamar

Salah satu yang dilakukan oleh atasan saya dalam merekrut karyawan adalah mempersilahkan pelamar untuk ngobrol langsung dengan karyawan yang sudah bekerja di perusahaan kami. Pasti hal ini tidak akan mudah, bagaimana kalau ternyata karyawan “spill the tea” dan responnya malah negatif. Namun dengan merekomendasikan diskusi itu, tentu saja ada kepercayaan diri bahwa budaya kerja perusahaan cukup positif.

Tim Di Dalam Perusahaan Tersebut Tidak Saling Menyukai Satu Sama Lain

Ketidaksukaan satu orang dengan yang lain, atau malah satu tim dengan yang lain, sebetulnya bisa menimbulkan konflik yang lebih besar lagi. Semakin memicu gosip dan akhirnya menciptakan budaya kerja yang negatif. Namun sayangnya hal ini hanya bisa dideteksi ketika kita sudah masuk ke dalam perusahaan tersebut.

“Gut Feeling” Anda Mengatakan “Tidak”

Dengarkan suara hati anda. Kalau merasa sepertinya ada yang tidak beres baik pada saat awal interview, maka sebaiknya coba selidiki apa yang salah. Dan terus berdoa pada Tuhan minta ditunjukkan jalan terbaik. Semoga kita semua diberikan jalan untuk mendapatkan karir terbaik, pekerjaan terbaik, dan lingkungan kerja terbaik, sehingga bisa mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya.

Tag Label:

Corporate Culture