4 hal Penting yang sering diabaikan di Dunia Kerja
Rochmah Sri Lestari | Wednesday, 11 June 2025
Sebagai Headhunter, saya seringkali diskusi dengan kandidat baik yang saat ini posisinya sebagai tim atau sudah menjadi leader di perusahaan.
Saya menemukan beberapa pendapat serupa terkait dengan sesuatu yang sering diabaikan di dunia kerja baik oleh leader atau employee.
Semoga tulisan ini bisa menjadi reminder untuk saya sendiri dan bagi Bapak/Ibu yang saat ini sedang berkarir di perusahaan.
Awareness
Baik employee atau leader jika hanya fokus terhadap hal besar, bisa berpotensi lupa dan abai terhadap hal kecil.
Apakah yang “terlihat” bekerja lebih sampai lembur tanpa diminta atau bercerita lebih banyak sudah pasti menghasilkan kontribusi yang positif atau hanya sekedar “show up” semata untuk mempertahankan posisi zona nyamannya? Atau
Apakah yang “terlihat” tenang sudah pasti akan selalu bisa terima ketika dikesampingkan dan tidak diapresiasi dengan baik?
Perhatikan keadaan sekitar, jangan hanya memikirkan diri sendiri. Diskusi antar sesama tim atau leader apabila diperlukan untuk meningkatkan “awareness” kita terhadap “big problem” yang kemungkinan bisa terjadi di masa depan dan menghambat perkembangan profesional kita atau kemajuan perusahaan.
Perlu diingat, tidak ada employee atau perusahaan yang bisa sukses tanpa kontribusi dari berbagai pihak.
Kesadaran dan Permintaan Maaf
Setelah saya observasi, masih banyak employee ataupun leader yang suka tidak sadar bahwa terkadang mereka melakukan kesalahan. Saling mengingatkan itu penting, tapi kesadaran diri terhadap setiap tindakan yang dilakukan juga penting.
Permintaan maaf hanya bisa diucapkan bagi seseorang yang memiliki kesadaran bahwa tindakannya adalah salah dan secara gentle mengakui kesalahannya.
Transparansi
Transparansi bisa terwujud jika ada niat yang positif. Niat positif tanpa dikomunikasikan dengan baik bisa menimbulkan keraguan, pertanyaan, bahkan spekulasi. Tanpa transparansi, trust antar employee dan leader tidak akan terbentuk sehingga bisa menimbulkan masalah baru dan menghambat kemajuan di masa depan.
Siap dan Paham Risiko
Berikut contoh singkat yang mungkin sering terjadi di perusahaan.
Contoh:
Jika Leader A sedang ada permasalahan dengan Leader B, Leader C hanya diam saja. Bahkan berusaha agar tetap bertahan di zona nyaman, tidak menegur, bahkan tidak berusaha menjadi penengah dan hanya condong mendukung salah satu pihak.
Pada situasi ini, Leader C belum punya keberanian untuk hadir menjadi problem solver yang baik dan memilih main “aman” karena tidak berpikir bahwa tindakannya juga bisa mempengaruhi staff yang berada dibawah kepemimpinan mereka. Hal ini bisa terjadi karena Leader C mungkin tidak paham terhadap risiko yang harus ia tanggung jika mengabaikan permasalahan yang ada. Bahkan lebih parahnya lagi, Leader C belum mengerti esensi menjadi seorang Leader sehingga takut mengambil risiko yang ada.
Hal ini berlaku sama juga dengan mereka yang posisinya sebagai anggota tim dengan konteks yang sama.
Baik employee ataupun leader perlu “sadar” akan tujuan, peran, dan risiko dari setiap tindakan yang diambil ketika dihadapkan dengan situasi tertentu, terutama situasi krisis sehingga nantinya tidak salah mengambil keputusan dan tidak menimbulkan risiko baru di masa depan.