Why Trust Can Save Your Team
Wilyam Lie | Wednesday, 31 May 2023
Sebagai seorang leader tentunya diharapkan memiliki pengetahuan teknis dan kemampuan engaging lebih daripada yang lain. Salah satu faktor dari kesuksesan sebuah tim yang berkaitan dengan engagement adalah adanya trust atau rasa percaya antar satu sama lain, and here’s why.
Sebagai seseorang yang aktif mengamati media sosial, saya sering menemukan fenomena dimana seseorang melakukan jajak pendapat atas permasalahan atau hal-hal lain yang terjadi di dalam pekerjaannya. Fenomena ini seringkali terjadi di platform yang memang memfasilitasi seseorang untuk curhat atau berdiskusi tentang dinamika dunia kerja secara universal, tapi mengapa fenomena tersebut bisa menjadi concern?
Keputusan seseorang yang berkaitan langsung dengan dirinya sendiri tidak seharusnya diserahkan kepada orang asing yang bahkan tidak mengetahui “cerita dibelakangnya”, melainkan kepada diri sendiri atau orang-orang yang terlibat secara langsung. Sebagai contoh, A melempar kondisinya ke khalayak umum mengenai gaya kepemimpinan team leadernya yang kurang sesuai dengan preferensi pribadi dan menanyakan apa yang harus dia lakukan. Dalam kondisi tersebut saya banyak menemukan komentar yang menyarankan A untuk segera resign karena team leader tersebut dipandang oleh netizen sebagai toxic daripada mencoba menggali opsi-opsi lain yang lebih bijak untuk dilakukan.
Hasilnya? Beberapa individu ada yang melakukan saran dari netizen dan beberapa lainnya tidak meng-update kembali. Apabila fenomena ini terjadi di dalam sebuah tim maka produktivitas mereka akan sangat rentan dan disinilah pentingnya sebuah trust. Seseorang akan terbuka ketika mereka merasa aman dan memiliki kepercayaan terhadap lawan bicaranya, mengapa ada beberapa orang yang merasa aman dengan media sosial, karena disana mereka bisa berdiskusi secara anonimus tanpa meresikokan identitas asli mereka, sebaliknya mengapa mereka tidak berdiskusi dengan team leader atau kolega, karena mereka merasa ada resiko nyata yang bisa timbul apabila mereka menjadi terbuka.
Disinilah peran seorang leader untuk menumbuhkan rasa saling percaya kepada tim. Munculnya rasa percaya antar satu dan yang lain akan menciptakan pola komunikasi yang sehat, masing-masing anggota tim bisa dengan leluasa memberikan masukan atau umpan balik atas dinamika yang terjadi di dalam tim sehingga improvement di dalam tim akan konsisten terjadi. Tim leader akan mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh anggotanya dan anggota dapat memahami value dari team leader dan resiko seperti resign secara tiba-tiba atau disengagement yang mungkin disebabkan oleh fenomena seperti jajak pendapat di media sosial dapat diminimalisir.
Tentu dalam prosesnya tidak akan mudah dan banyak sekali tantangan, namun dengan melihat bahwa sebuah trust di dalam tim itu penting dibandingkan hanya sekadar pengetahuan teknikal, seorang leader sudah satu langkah kedepan untuk menyelamatkan tim nya.