Strategi Menemukan “Hidden Workers”

Margaretha Calusa | Wednesday, 10 January 2024

Beberapa perusahaan seringkali kesulitan untuk menemukan potensial kandidat dikarenakan CV yang masuk seringkali tidak sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan. Selain itu, adanya persaingan dalam mencari talent juga menjadi risiko tersendiri untuk perusahaan.

Di lain sisi, masih banyak SDM yang sedang menganggur dan ingin mendapatkan pekerjaan, namun “tersembunyi” dari bisnis yang membutuhkan kemampuan mereka. Padahal mungkin saja, perusahaan akan mendapatkan manfaat saat mempekerjakan mereka.

Menurut HBS, hidden workers merupakan kumpulan talenta yang memiliki potensi untuk dipekerjakan, namun tidak dapat melakukan transisi ke dunia kerja, karena orang-orang ini tidak cocok dengan profil “the perfect candidates” yang dimiliki oleh perusahaan.

Berikut ini merupakan langkah yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk menemukan hidden workers:

Mengevaluasi job description

Beberapa perusahaan cenderung menambah preferensi keterampilan untuk suatu posisi berdasarkan pendahulunya, dibandingkan mengevaluasi kembali job description yang sudah ada. Hal ini menjadikan pandangan kepada kandidat untuk fokus pada keterampilan yang seharusnya dimiliki kandidat menjadi terbatas.

Fokus pada critical skills

Uraian pekerjaan yang panjang dan rumit dapat menghambat hidden workers untuk melamar pekerjaan. Sehingga, pihak perusahaan harus bisa mengidentifikasi keterampilan dan tugas penting yang diperlukan untuk posisi tersebut. Hal ini dapat memberikan pemahaman kepada hidden workers untuk fokus pada keterampilan kualifikasi yang paling penting yang mereka miliki.

Memperluas keterampilan yang digunakan 

Seorang recruitment dapat memperluas filter keterampilan yang dimiliki dan tidak hanya terbatas pada lama pengalaman kerja dan pendidikan. Sebagai contoh, saat mencari orang untuk design graphics, filter yang digunakan tidak hanya terpaku pada satu software, namun perluas dengan kemampuan software grafis lainnya yang membantu untuk mencapai tujuan yang sama.

Menumbuhkan budaya inklusif 

Banyak hidden workers yang kurang percaya diri dengan pengalaman yang mereka miliki, sehingga pihak internal perusahaan perlu menghilangkan stigma negatif terhadap seorang kandidat dan secara aktif mengembangkan kesempatan yang lebih terbuka. Dalam hal ini seorang pemimpin harus dilibatkan untuk perekrutan, penerimaan, dan menjaga retensi dari hidden workers.

Fokus pada pengalaman yang dimiliki kandidat

Perusahaan harus transparan dengan persyaratan yang dibutuhkan, serta menguraikan kriteria seleksi yang diinginkan, sehingga proses rekrutmen menjadi lebih obyektif sesuai dengan pengalaman yang dimiliki oleh kandidat. Hal ini juga membantu recruiter untuk mengidentifikasi channel yang sering digunakan oleh hidden workers.

Menetapkan metrik baru untuk mengevaluasi proses rekrutmen

Sistem saat ini menekankan dan menghargai minimalisasi biaya. Hal ini harus menekankan maksimalisasi aset manusia. Perekrut dan proses akuisisi bakat harus dievaluasi berdasarkan metrik seperti waktu yang dibutuhkan karyawan baru untuk mencapai tingkat produktivitas yang diharapkan, tingkat pengurangan karyawan, dan tingkat kemajuan.

Secara singkat, untuk menemukan hidden workers pihak perusahaan harus mampu untuk mengevaluasi setiap job description dan juga key skill untuk setiap jabatan yang diperlukan. Sehingga, para hidden workers bisa mampu menyesuaikan dengan keterampilan yang mereka miliki tanpa harus menjadi “the perfect candidates”.

Semoga bermanfaat!