Pentingnya Mampu Mengendalikan Ego

Rochmah Sri Lestari | Wednesday, 23 October 2024

Pada usia karir saat ini, bisa dibilang saya ada di periode awal karir. Beberapa waktu ketika sedang dihadapkan oleh tantangan dalam pekerjaan, saya merasakan kesulitan. Setelah melakukan refleksi diri, saya menyadari sepertinya tantangan tersebut tidak bisa saya selesaikan apabila waktu itu saya mengikuti ego saya semata. 

Tulisan ini saya buat setelah saya membaca buku dari Ryan Holiday yang berjudul “Ego is the Enemy”. Pada buku ini, dijelaskan bahwa ada 3 fase kehidupan pada manusia. Fase pertama adalah fase awal menuju kesuksesan. Fase kedua adalah fase sukses. Fase ketiga adalah fase dimana manusia mengalami kegagalan. Dari ketiga fase ini, ego dapat menjadi penghambat seseorang dalam mencapai tujuan pribadi atau profesionalnya. 

Ego adalah bagian dari diri seseorang dan hal ini tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Dalam buku “Ego is the Enemy”, Ryan Holiday mengatakan bahwa hal yang bisa dilakukan adalah mengenali dan mengendalikan ego yang ada pada diri kita. 

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan agar kita bisa mengendalikan ego, sehingga hal ini dapat membantu kita baik di kehidupan personal maupun profesional: 

Membangun ambisi yang sehat 

Ego yang terlalu tinggi bisa membawa kita untuk mencapai sesuatu yang sifatnya sementara. Contohnya: “saya ingin menjadi orang termuda di posisi A”. Dalam contoh ini, seseorang menginginkan jabatan tertentu dalam waktu singkat sehingga mendapatkan “pengakuan”. Bisa jadi saking berambisi untuk mencapai hal tersebut, seseorang bisa melakukan cara apapun. Sebenarnya, tidak salah bila akhirnya hal tersebut bisa tercapai. Namun, bagaimana apabila hal tersebut tidak tercapai? Maka dari itu, Ryan Holiday mengatakan bahwa penting untuk membangun ambisi yang sehat supaya kita tidak mengikuti ego kita semata. Ego yang terlalu besar bisa membuat seseorang terlalu fokus pada diri sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain disekitarnya. 

Menjaga kerendahan hati 

Perlu diingat bahwa kesuksesan yang kita raih tidak hanya berasal dari diri kita sendiri namun hal tersebut bisa kita raih atas kontribusi dan bantuan orang yang berada disekitar kita. Oleh karena itu, saat sudah berada di fase sukses kita pun harus tetap bisa mengelola ego sehingga tidak lupa diri dan membuat diri kita mengabaikan nilai-nilai positif yang dianut ketika sedang merintis kesuksesan. 

Mau belajar dari orang lain 

Ego yang tinggi membuat kita sulit mengakui bahwa ada orang lain yang lebih “expert” dibandingkan diri kita. Jika seperti ini, kita akan menjadi orang yang sulit menerima saran sehingga saat diberikan feedback, diri kita merasa “diserang” oleh orang tersebut. Hal ini membuat diri kita sulit untuk berkembang. Apabila ingin menjadi lebih baik, kita harus menurunkan ego sehingga bisa terbuka untuk belajar dari orang lain dan tidak cepat berpuas diri atas pencapaian yang ada. 

Menerima kegagalan

Banyak orang yang sulit menerima kegagalan, termasuk diri saya sendiri. Bisanya ketika kita sedang berada di fase ini, bisa terlihat apakah kita mampu mengendalikan ego atau tidak. Ketika gagal dan ego kita tinggi, kita akan menyalahkan orang lain atau menyalahkan keadaan karena gengsi untuk mengakui kegagalan tersebut. Parahnya, ketika kita sudah dihadapkan dengan kegagalan, namun kita masih tetap sombong. Agar hal ini tidak terjadi, penting bagi kita agar bisa mengelola dan mengendalikan ego sehingga dari kegagalan tersebut, pelan-pelan kita bisa mengembalikan keadaan menjadi lebih baik lagi. 

Tag Label:

#reflection