Merekrut ala Headhunter
Vidi Aziz | Monday, 07 February 2022
Proses pencarian kandidat yang dilakukan oleh seorang headhunter adalah proses yang mengkombinasikan sisi ilmiah dan seni berkomunikasi.
Sisi ilmiah yang saya maksud adalah dalam melakukan proses pencarian kandidat, pertama-tama, seorang headhunter harus sudah melakukan analisa bisnis perusahaan klien. Analisa bisnis ini dibutuhkan agar nantinya headhunter tersebut bisa mencari kandidat yang sudah familiar dengan kondisi bisnis yang dimiliki klien, baik dari sisi tantangan dan dari sisi kesempatan untuk dikembangkan.
Tidak berhenti di situ saja, kewajiban lain dari seorang headhunter adalah melakukan proses talent mapping yang bertujuan untuk memetakan beberapa kandidat yang mirip dengan kebutuhan dari klien. Setelah terkumpulnya beberapa potensial kandidat, proses interview bisa segera dilakukan.
Tentu saja, interview dengan kandidat tidak bisa main-main dan harus terstruktur. Interview yang dilakukan secara sistematis akan memudahkan seorang headhunter untuk mengumpulkan informasi tentang latar belakang karier kandidat.
Pekerjaan headhunter tidak melulu tentang melakukan analisa yang bersifat ilmiah. Akan tiba waktunya seorang headhunter harus menonjolkan seni berkomunikasinya.
Ketika seorang headhunter bisa membuat kandidat terbuka untuk bercerita tentang perjalanan kariernya, artinya ia bisa menciptakan kondisi diskusi yang nyaman dan aman untuk kandidat. Kondisi ini juga akan menciptakan rasa saling percaya antara kandidat dan headhunter. Tanpa rasa saling percaya, mustahil proses rekrutmen akan berjalan lancar.
Menjadi seorang headhunter bukan cuma sekedar mencari kandidat untuk menutup posisi yang sedang kosong. Lebih dari itu, menjadi headhunter adalah tentang proses penggabungan sisi ilmiah dan seni berkomunikasi untuk mencari kandidat yang tepat yang mampu memberikan kontribusi ke perusahaan.