Menghindari Toxic Productivity

Margaretha Calusa | Friday, 14 March 2025

Di dunia serba digital saat ini membuat banyak pekerja menjadi harus stand-by dengan pekerjaannya 24/7. Dan menurut penelitian, hal ini meningkat 192% setelah era pandemi covid di tahun 2019, yang menyebabkan banyak perusahaan mengimplementasikan work-from-home.

Bahkan beberapa merasakan bahwa 24 jam dalam sehari membuat mereka tidak cukup untuk melakukan pekerjaan, dan membenarkan untuk bekerja hingga jam 2 pagi dan memangkas waktu istirahatnya. Meskipun banyak anggapan bahwa semakin banyak jam kerja, maka semakin tinggi produktivitas yang dihasilkan, namun berdasarkan data & penelitian yang dilakukan hal ini dapat memunculkan siklus toxic productivity.

Lalu bagaimana cara untuk menghindari hal tersebut, simak beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghindari toxic productivity:

Apa itu Toxic Productivity?

“Dorongan pribadi yang tidak sehat untuk selalu beraktivitas dan berperilaku produktif, hal ini dapat mengorbankan kesehatan mental & fisik, hubungan, serta kualitas hidup secara keseluruhan”

Bagaimana Cara Menghindari Toxic Productivity?

Membuat To-Do-List

Rencanakan pekerjaan yang harus Anda lakukan selama satu hari, hal ini dapat membantu Anda untuk mengurangi anda dalam arus kesibukan yang tiada henti.

Tidak hanya mencatat yang harus diselesaikan, namun Anda juga mengatur prioritas pekerjaan dan memberikan batasan pada diri Anda. Ingatlah setiap Anda mencoret satu aktivitas dalam to-do-list Anda, hal ini termasuk sebagai kemajuan dalam pekerjaan Anda.

Mengatur Kembali Jadwal Meeting

Terlalu banyak pertemuan dengan periode yang panjang dapat membuat Anda merasa lelah, padahal terkadang pembicaraan dalam meeting tersebut tidak membuahkan hasil yang signifikan. Dan sering kali, perusahaan mengadakan rapat rutin yang berulang dalam satu minggu.

Hal ini dapat Anda kurangi dengan terlebih dahulu menentukan poin-poin yang akan dibicarakan pada meeting, dan mengurangi frekuensi pertemuan yang dilakukan berdasarkan urgensi dari permasalahan yang terjadi. Berdasarkan penelitian, hal tersebut dapat meningkatkan kebebasan pegawai dan membuat aktivitas menjadi lebih valuable.

Tentukan Tujuan yang Realistis

Bagian ini menjadi sangat penting untuk mengurangi toxic productivity dalam diri Anda. Pahami batasan dan kemampuan yang Anda miliki dalam melakukan suatu pekerjaan, hindari untuk menetapkan ekspektasi yang tidak masuk akal dan mengatur target dalam waktu singkat.

Menghilangkan Rasa Takut untuk Beristirahat

Beberapa orang merasa bahwa saat mereka beristirahat, mereka akan kehilang detik berharga untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Nyatanya, istirahat menjadi bagian penting dari produktivitas. Saat pikiran dan badan lelah, hal ini akan menurunkan kualitas kerja.

Kurangi rasa takut tersebut secara perlahan, dan luangkan waktu untuk beristirahat dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan selain bekerja.

Beri Apresiasi pada Diri

Lakukan eksperimen tersebut dalam satu bulan pada diri Anda. Dan saat Anda berhasil mengurangi jam kerja Anda – misal dari 11 jam sehari menjadi 8 jam sehari, berikan apresiasi pada diri Anda. Entah itu berupa tamasya ke museum, makan di restoran enak, atau pun menonton film di bioskop.

Hal ini dapat menunjukkan bahwa diri Anda ternyata mampu untuk menghargai waktu, kesehatan dan hubungan dengan orang-orang di sekitar Anda.

Memutus siklus toxic productivity yang sudah menjadi kebiasaan dalam diri bukanlah hal yang mudah. Namun, perubahan ini dapat dilakukan secara bertahap, sama seperti saat dulu Anda berusaha menanamkan kebiasaan “bekerja” dalam diri Anda. 

Dengan melepas siklus tersebut, Anda dapat mengurangi penyesalan diri di masa depan yang menyayangkan bahwa Anda terlalu banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan yang bersifat non-value added. Semoga tips tersebut dapat membuat Anda mampu untuk mengatur produktivitas Anda dengan tetap mempertimbangkan kesehatan, hubungan, dan waktu yang Anda keluarkan.

Tag Label:

tips