Berbohong Saat Wawancara Kerja
Vidi Aziz | Monday, 17 January 2022
Cerita tentang kandidat yang berbohong saat wawancara kerja memang selalu ada. Ketika saya menemukan kandidat seperti ini, asumsi saya, kandidat ini berbohong agar terlihat kompeten dan berharap agar bisa segera mendapatkan pekerjaan.
Jika memang karena alasan agar kandidat bisa segera mendapatkan pekerjaan--saya bisa berempati--tetapi ini tetap praktik yang tidak terpuji karena:
- Hal ini menunjukkan karakter diri kandidat
- Masalah lebih besar bisa muncul jika kandidat, pada akhirnya, diterima kerja dan diminta untuk membuktikan keahlian palsu yang selama ini ia ceritakan saat wawancara
Akibatnya, perusahaan bisa mengalami kerugian karena salah merekrut orang dan kandidat bisa mendapatkan cap sebagai orang yang tidak kompeten.
Di sisi lain, saya juga berpikir bahwa tidak adil jika kandidat adalah satu-satunya pihak yang diwajibkan untuk bercerita secara jujur saat wawancara kerja. Perusahaan juga harus memegang prinsip ini.
Masih banyak perusahaan yang menutupi "tantangan" yang sedang mereka hadapi saat proses wawancara karena mereka ingin menciptakan citra yang baik di depan calon karyawan. Padahal, jika mereka bisa bercerita apa adanya, mereka bisa mendapatkan calon karyawan yang serius ingin memberikan kontribusi yang positif. Anggap saja ini adalah salah satu teknik untuk menyaring kandidat yang serius dan yang tidak.
Wawancara kerja seharusnya bukan menjadi ajang untuk saling memanipulasi. Seharusnya ini adalah kesempatan untuk saling terbuka terhadap kelebihan dan kekurangan dari kedua belah pihak agar mereka bisa saling mencari tingkat kecocokan yang pas. Saya juga yakin bahwa keterbukaan dari perusahaan dan kandidat saat wawancara kerja adalah awal dari pondasi hubungan profesional yang baik.