Belajar Kepemimpinan dari Lionel Messi
Afrina Karenina Rizal | Wednesday, 21 December 2022
Hari Senin pagi, 19 Desember 2022, meeting awal minggu di Headhunter Indonesia dibuka dengan pembicaraan mengenai Final Piala Dunia Qatar 2022, Argentina vs Perancis. Saya pribadi bukan fans bola fanatik sebetulnya, namun untuk Piala Dunia kompak dengan orang rumah, kami begadang menikmati laga-laga menarik di perhelatan ini.
Karena saya fans bola KW 2, jadi saya tidak begitu mengenal Lionel Messi dan bagaimana permainannya. Di pertandingan ini, jujur saya sangat menikmati permainan Messi dan mulai memahami superpowernya, dan saya menyesal kenapa tidak dari dulu tahu tentang Messi saat dia masih lebih muda.
Belajar dari Messi
Di salah satu program Employee Engagement kami di Headhunter Indonesia, kami sering menghubungkan permainan sepakbola dengan lingkungan kerja di kantor. Dan sambil menonton Messi berlaga, saya membayangkan bagaimana kalau Messi jadi leader di perusahaan ya.
Satu hal yang saya soroti dari Messi adalah dia lebih fokus pada “it’s about us, not about me”. Bagaimana sebagai playmaker dan leader Messi banyak memberikan assist ke timnya dan ikut bersuka cita ketika justru timnya yang berhasil mencetak gol. Namun apakah Messi dilupakan saat timnya yang mencetak gol? Tentu saja tidak, karena penonton melihat dengan jelas bagaimana cara Messi memberikan dukungan/assist yang brilian dan cantik kepada timnya.
Di sisi lain, Messi juga memberikan contoh sebagai top performance lewat achievement Golden Ball. Teladan juga hal yang penting karena tim biasanya butuh contoh. Di sisi lain, Messi membuktikan keahlian technical bisa berbanding lurus dengan team management - terlepas dari peran pelatih dalam pertandingan.
Sebagai penggemar baru Messi yang tentu saja sudah terlambat, saya melihat Messi protes dan mungkin mengomel saat Argentina melawan Belanda beberapa waktu lalu. Namun most of the time, saya melihat Messi lebih tenang, lebih banyak diam dan malah lebih banyak tidak menarik perhatian. Dengan karakter seperti ini, sebagai Kapten tim, Messi lebih memberi kesan healing kepada timnya.
Messi memahami dirinya sendiri. Dengan usia yang tidak muda lagi, Messi memahami smart work, bukan hard work. Messi tidak berlari jauh sana sini, namun ketika bola di kakinya, Messi memanfaatkan kesempatan itu semaksimal mungkin.
-
Menarik saat melihat para pemain bola menunjukkan karakter dan leadership yang kemudian dapat menginspirasi kita bukan hanya dalam dunia professional, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.
Menjadi leader memang bukan sesuatu yang mudah, karena tanggung jawab yang diemban lebih besar, harus melindungi dan mendukung banyak orang dalam timnya. Namun tidak ada leader yang sempurna, selalu ada ruang untuk bertumbuh karena proses pembelajaran selalu berjalan setiap harinya.